Mahasiswa Fakultas Dakwah Semester Akhir, Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, asal Lombok, Program Intensif
Tidak ada lautan samudra yang tidak bermanfaat yang ada hanya manusia yang menjadikan lautan samudra itu tidak bermanfaat bagi dirinya bahkan untuk orang lain. Setetes lautan samudra, merupakan suatu jalan raya bagi manusia untuk mencapai tujuan yang baik, setetes lautan samudra, merupakan obat bagi manusia, setetes lautan samudra, merupakan kompas kehidupan, serta setetes lautan samudra itu merupakan karunia yang diberikan oleh pemilik alam semesta, yakni Allah Swt. Manusia adalah makhluk yang diciptakan sebagai ibu dan ayah yang baik bagi para makhluk-makhluk lainnya. Itulah manusia, makhluk yang diberikan akal yang membedakan mereka dengan ciptaan Allah Swt. Seperti hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya. Namun, disuatu sisi manusia seolah-oleh bisa menjadi makhluk ciptaan Allah Swt yang lainnya, ketika ia menggunakan dan tidak menggunakan karunia-karunia yang diberikan oleh Allah Swt.
Akal merupakan karunia yang harus diisi dengan lautan samudra lanyaknya sebuah gelas kosong yang harus diisi dengan suatu hal yang bermanfaat bagi manusia. Ketika akal itu tidak diisi ia akan menjadi gelas kosong yang berada di dalam tempat simpanannya. Akal, hati, mata, telinga, dan seluruh body manusia merupakan jembatan agar manusia dapat memahami lautan samudranya Allah Swt dengan baik serta bermanfaat bagi dirinya dan makhluk ciptaan Allah Swt, maka gunakanlah karunia-karunia itu sebagai mana fungsinya, agar mendapatkan lautan samudara yang begitu banyak dan bermanfaat walaupun kita tidak berada di suatu ruangan perkuliahan, dan ruang-ruang yang dijadikan tempat untuk mencari lautan samudra itu.
Lautan samudra yang begitu banyak dan begitu luas bukanlah dicari dan ditelusuri untuk membodohkan oranglain, bukan untuk menghancurkan orang lain, dan bukan untuk merusak tatanan kehidupan, seperti yang terjadi hari-hari ini. Namun, lautan samudra itu dicari dan ditelusuri untuk menjaga dan memelihara dirisendiri, orang lain serta seluruh tatanan kehidupan sosial dalam kehidupan, agar sang pemilik (Allah Swt) tidak merasa tersinggung. Baik dan buruk, suka dan tidak suka merupakan suatu kosakata yang tidak bisa kita pungkiri dalam kehidupan, karna kosakata itu muncul dari realitas kehidupan yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan. Kosakata itu tidak bisa lepas dalam kehidupan kita, kosakata itu akan selalu hadir dalam hati dan pikiran kita sebagai manusia. Karna, kehadiran kosakata itulah yang mendorong kita bersikap dan berperilaku serta kosakata-kosakata dualisme itu adalah suatu ujian dari Allah Swt bagi manusia. Apakah manusia itu akan membawa dirinya pada keburukan? Ataupun apakah dia akan sombong dengan kesalehan yang telah ia kerjakan?.
Mengobati diri dengan setetes lautan samudra, mengikuti kompas kehidupan, mencari jalan yang baik dengan lautan samudra, dan mensyukuri karunia Allah Swt yang diberikan kepada kita semua merupakan tameng dalam berperang di medan pertempuran.