Pamekasan – Sabtu, (26/10), Desa Larangan Luar, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan kembali menjadi sorotan publik dengan menggelar Festival Taneyan Lanjhang yang penuh warna dan kaya akan budaya Madura, dimana pada tahun ini Festival Taneyan Lanjheng digelar sangat meriah atas konstribusi kelompok P2M Universitas Al-Amien Prenduan. Festival ini menjadi daya tarik bagi banyak kalangan, termasuk rombongan dari Universitas Al-Amien Prenduan yang terdiri dari 14 orang. Kehadiran mereka memberikan semangat tersendiri bagi masyarakat dan para penggiat budaya di Desa Larangan Luar.
Kepala Desa Larangan Luar, Bapak AH. Faris, S.Ag., dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga atas pelaksanaan Festival Taneyan Lanjhang tahun ini. “Festival ini merupakan upaya kami dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal dan memperkenalkan keunikan budaya Madura, khususnya kepada generasi muda. Dengan adanya kunjungan dari Universitas Al-Amien Prenduan, kami merasa semakin bersemangat untuk terus melestarikan Taneyan Lanjhang sebagai warisan yang tak ternilai,” ujarnya. Kehadiran tamu dari universitas ini pun menjadi kesempatan untuk berbagi nilai-nilai budaya dan memperkuat jejaring antar-institusi pendidikan.
Penjabat Bupati Pamekasan, Masrukin menyampaikan apresiasinya atas Festival Taneyan Lanjhang yang menjadi bagian dari pembukaan rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi Pamekasan. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa festival ini bukan hanya sebagai perayaan budaya tetapi juga sebagai upaya nyata untuk melestarikan tradisi khas Madura, yang telah menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat setempat. Menurutnya, dengan menjaga dan memperkenalkan Taneyan Lanjhang ke khalayak luas, festival ini berperan penting dalam mempromosikan nilai-nilai kearifan lokal dan memperkuat ikatan sosial masyarakat.
Selain itu, Ketua P2M Tematik UNIA tahun 2024, Bapak Iqbal Rafiqi, M.E. yang juga hadir dalam festival tersebut memberikan apresiasi atas penyelenggaraan acara yang dianggapnya mampu membangkitkan rasa cinta terhadap budaya lokal. “Festival Taneyan Lanjhang ini sangat bagus acaranya serta sangat layak untuk terus dijaga eksistensinya sehingga terus ada di setiap generasi,” ujar beliau penuh antusias. Menurutnya, acara seperti ini tidak hanya menjaga budaya, tetapi juga membantu meningkatkan citra Desa Larangan Luar sebagai desa yang kaya akan nilai tradisi dan keindahan.
Lebih lanjut, Bapak Iqbal juga menyoroti manfaat festival dalam mempromosikan ekonomi lokal melalui UMKM yang ikut meramaikan acara. “Festival ini sangat membantu mempromosikan Desa Larangan Luar sebagai destinasi budaya dengan berbagai keindahan, mulai dari lestarinya Taneyan Lanjhang, batik, hingga produk UMKM lokal yang semakin kreatif,” tambahnya. Ia menilai bahwa dukungan pemerintah desa dalam mendorong UMKM dan pelaku ekonomi kreatif sangat penting untuk keberlanjutan budaya dan ekonomi desa.
Festival Taneyan Lanjhang tahun ini juga dimeriahkan oleh berbagai stand produk lokal seperti kerajinan batik, makanan khas Madura, dan hasil kebun masyarakat yang dikelola secara alami. Salah satu produk yang menarik perhatian adalah keripik daun singkong dari Desa Buddagan, yang telah mendapatkan pendampingan dari Rumah BUMN Pamekasan dalam hal legalitas dan digitalisasi usaha. Stand ini menjadi salah satu bukti bahwa sinergi antara pemerintah desa dan lembaga pendidikan dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Kepala Dusun Budaggan, Bapak Adi Bahri, S.Pd., juga menyampaikan terima kasih kepada rombongan, khususnya Mahasiswa Universitas Al-Amien Prenduan yang telah ikut berkontribusi dalam kepanitiaan dan memeriahkan festival ini. “Kehadiran rombongan Universitas Al-Amien tidak hanya memotivasi masyarakat untuk terus menjaga budaya, tetapi juga memberikan semangat bagi generasi muda untuk lebih mencintai identitas budaya mereka sendiri,” ungkapnya.
