UNIA Prenduan – Menyadari kekhawatiran yang muncul terkait penurunan karakter anak di era modern, orang tua dihimbau untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam mendidik anak. Berbeda dengan masa lalu, cara mendidik anak saat ini tidak bisa disamakan, terutama terkait dengan kekerasan, baik verbal maupun nonverbal, yang dapat meninggalkan bekas psikologis pada anak dan memengaruhi perkembangan karakter mereka di masa depan.
Menghadapi tantangan mendidik anak di era digital yang penuh perubahan, masyarakat Desa Lobuk mendapatkan angin segar lewat penyuluhan bertema “Pendidikan Anti-Kekerasan pada Anak” yang diprakarsai oleh peserta P2M Kelompok 4 Universitas Al-Amien Prenduan. Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, dan turut memperkenalkan Program Studi baru, Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), yang sudah dibuka oleh Fakultas Tarbiyah UNIA Prenduan. (24/09)
Mendidik dengan Kasih, Bukan Kekerasan
Menghadirkan narasumber Ustazah Ike Syamsiah Arif Saputri, S.Psi., M.Psi., yang akrab disapa Miss Ike, penyuluhan ini memberi wawasan tentang pentingnya membesarkan anak tanpa kekerasan. “Anak-anak adalah seperti cawan kosong. Apa yang kita masukkan ke dalamnya akan membentuk karakter mereka,” jelas Miss Ike, seraya menekankan masa emas (golden age) anak antara usia 1 hingga 5 tahun, yang menjadi fondasi penting perkembangan mereka.
Dalam penyuluhan tersebut, Miss Ike juga membagikan tips praktis bagi para orang tua untuk mengatasi kemarahan, seperti teknik relaksasi napas 4-4-4 dan komunikasi asertif, yang membantu orang tua mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang tepat. “Ketika kita merasa marah, tarik napas 4 detik, tahan 4 detik, lalu hembuskan selama 4 detik. Ini sangat efektif menenangkan emosi,” ungkapnya.
Antusiasme Warga dan Kesempatan Emas bagi Calon Mahasiswa
Tak hanya tentang pendidikan anak, acara ini juga diisi dengan sosialisasi Prodi PIAUD yang baru di UNIA Prenduan. Dalam sesi ini, Miss Ike mengumumkan program pembebasan biaya kuliah selama satu semester bagi mahasiswa baru serta penghapusan biaya pendaftaran bagi mereka yang memperoleh surat rekomendasi dari peserta P2M.
Kegiatan yang dihadiri oleh para guru RA/TK, anggota PKK, dan Kepala Desa Lobuk ini mendapat sambutan hangat dari peserta. Kepala Desa, Bapak Moh. Saleh, S.Pd.I., M.M., dalam sambutannya menekankan bahwa perilaku orang tua menjadi teladan bagi anak-anak. “Segala tindakan kita terekam oleh anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berhati-hati dalam berperilaku, terutama di depan mereka.”
Dengan penuh antusias, warga menyambut penyuluhan ini sebagai langkah penting dalam memajukan pendidikan dan membentuk karakter anak-anak yang lebih baik. Di sisi lain, sosialisasi Prodi PIAUD memberi harapan baru bagi calon mahasiswa yang ingin mendalami pendidikan anak usia dini dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan.
UNIA Prenduan Terus Berinovasi
Kegiatan ini mencerminkan komitmen UNIA Prenduan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah Sumenep dan sekitarnya. Melalui penyuluhan dan sosialisasi ini, diharapkan para orang tua semakin menyadari pentingnya pola asuh tanpa kekerasan, serta membuka peluang lebih luas bagi mereka yang tertarik berkarir di bidang pendidikan anak usia dini.
Dengan langkah ini, UNIA Prenduan tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga menjadi agen perubahan sosial yang aktif berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. (Ifa Lira Safrina/Mahasiswi Semester 8 Prodi PAI/Fakultas Tarbiyah UNIA Prenduan)
