Aku berjalan dengan sisa-sisa bawaan
Tersimpan dalam saku-saku yang bolong
Masih tak tentu arahku dan tujuan
Ke barat atau ke timur semua kosong
Lalu aku terjatuh dalam lubang
Habislah harapan dan impian
Hanya sepi yang
Berteman
Senyap yang
Berkawan
Gelap
Tapi jantung ini masih memompa
Berdenyut-denyut di ujung nadi
Ku coba rasakan detaknya di ulu hati
Tapi suaranya terhalang tembok baja
Baja yang terbuat dari batu
Batu yang puas panas bara
Bara yang selalu bermandikan magma
Lahar panas dan api biru
Aku terdiam
Dalam
Dekam dan muram
Bagaimana ku hancurkan tembok yang menghalang
Dengan apa ku musnahkan baja yang merintang
Dengan apa ku padamkan bara yang membakar
Dalam susah payah
Aku teteskan air mata
Biar mengalir ke ulu hati
Menyampaikan salam dan keluh kesah
04-11-2016
RBB
Oleh: Ach. Fauzi Hikmah Wijaya